MINAT BELAJAR
SISWA
A.
KONSEP
MINAT BELAJAR
Menurut Sukardi
(1988:61), minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau
kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman (2007:77), minat adalah suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara
situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan
jiwa seseorang terhadap sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan
senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bernard
dalam Sardiman (2007:76) manyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba
atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pangalaman, kebiasaan
pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa minat akan selalu terkait
dengan persoalan kebutuhan dan keinginan. Dalam kaitannya dengan belajar,
Hansen (1995:1) menyebutkan bahwa minta belajar siswa erat hubungannya dengan
kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor
keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam praktinya, minat atau
dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam belajar. Dimana identifikasi diri memiliki
kaitan dengan peluang atau hambatan siswa dalam mengekpresikan potensi atau
kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari minat spesifik yang dia miliki.
Adapun faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh
situasi kelas, system, dan dorongan keluarga.
Dari gambaran
beberapa definisi minat di atas, kiranya dapat ditegaskan disini bahwa minat
merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan
ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu
objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan akan
mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Di lain pihak,
jika kepuasan itu berkurang, maka minat seseorang pun akan berkurang. Minat
yang dibicarakan di sini berbeda dengan minat yang sifatnya sesaat yang biasa
dikenal dengan keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat sesungguhnya lebih
menetap atau bertahan lama dalam diri seseorang. Meskipun keinginan sesaat ini
pada awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat, tetapi lama-kelamaan
akan berkurang karena aktivitas yang membangkitkannya hanya bersifat sementara
atau sesaat. Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif untuk
menunjang pengambilan keputusan seseorang atau institusi. Secara konseptual,
minat dapat dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan
dimensi berpikir seseorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.
Menurut Bloom
(1982:77), minat adalah apa yang disebutnya sebagai subject-related affect, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap
terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas yang jelas
antara minat dan sikap terhadap materi pembelajaran. Yang tamapak adalah sebuah
kontinum yang terentang dari pandangan-pandangan negative atau afek (affect) negative terhadap pelajaran.
Ini dapat diukur dengan menanyakan pada seseorang apakah ia mempelajari itu,
apa yang disukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan berbagai
pendekatan dengan menggunakan kuesioner yang berupaya meningkatkan berbagai
pendapat, pandangan, dan prefensi yang mungkin menunjukkan suatu afek positif
atau negative terhadap pelajaran.
Seseorang
cenderung menyukai suatu kegiatan yang diyakininya telah dilakukan atau dapat
dilakukannya dengan berhasil. Persepsi tentang keberhasilan ini ditentukan oleh
latar belakang dari hasil yang diperoleh melalui tugas-tugas dan dari orang
yang ada kaitannya dengan tugas-tugas tersebut atau yang serupa, seperti guru
atau orangtua. Jika seseorang individu percaya bahwa ia telah melakukan
sejumlah tugas yang berkaitan sebelumnya dengan berhasil, ia akan cenderung
menghadapi tugas-tugas pelajaran selanjutnya dengan afek yang positif dan
sebaliknya.
Bloom juga
menunjukkan bahwa prestasi dan subject-related
affect saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Prestasi yang tinggi
meningkatkan afek positif, dimana afek yang positif ini membuat prestasi
menjadi lebih tinggi dan prestasi yang lebih tinggi inijuga membuat afek
semakin positif. Demikian sebaliknya, prestasi rendah menurunkan afek positif,
yang menekan prestasi selanjutnya dan ini lebih lanjut menurunkan lagi afek
positif.
Perasaan
subjektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran
banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam
merampungkan tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan
pada riwayat sebelumnya pada tugas semacam itu dan terutama penilaian
sebelumnya mengenai hasil belajar dari dalam tugas-tugas ini.
B.
MACAM-MACAM
DAN CIRI-CIRI MINAT
Menurut
Rosyidah (1988: 1), timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat yang berasal dari pembawaan dan minat
yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan
sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor
keturunan atau bakat alamiah.
Kedua, minat
yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring
dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.
Gagne
juga menyebutkan sebab timbulnya minat pada diri seseorang kepada dua macam,
yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan, yaitu minat yang timbul
secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar.
Adapaun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh
dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan
belajar mengajar, baik di lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
Adapun
mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder dalam Purwaningrum (1996: 14)
mengelompokkan jenis-jenis minat menjadi sepuluh macam yaitu:
1. Minat
terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan alam, binatang, dan tumbuhan.
2. Minat
mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau
alat mekanik.
3. Minat
hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
perhitungan.
4. Minat
terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan
problem.
5. Minat
persuasive, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan memengaruhi
orang lain.
6. Minat
seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian,
kerajinan, dan kreasi tangan.
7. Minat
leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan
menulis berbagai karangan.
8. Minat
music, yaitu minat terhadap masalah-masalah music.
9. Minat
layanan social, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu
orang lain.
10. Minat
klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administrative.
Selanjutnya,
dalam hubungannya dengan ciri-ciri minat, Elizabeth Hurlock (1990: 155)
menyebut ada tujuh ciri minat, yaitu sebagai berikut:
1.
Minat tumbuh bersamaan dengan
perkembangan fisik dan mental.
2.
Minat tergantung pada kegiatan belajar.
3.
Minat tergantung pada kesempatan
belajar.
4.
Perkembangan minat mungkin terbatas.
5.
Minat dipengaruhi budaya.
6.
Minat berbobot emosional.
7.
Minat berbobot egosentris.