RESENSI NOVEL
Judul Buku : Surga Untuk Anakku
Tema : Impian Keluarga Sederhana
Untuk Mencari Jalan Menuju Surga
Pengarang : Arini Hidajati
Penerbit : Diva Press
Cetakan : Pertama Mei 2011
Tebal : 416 Halaman
Penokohan : Ibrahim, Bunda, Ayah, Ainun, Mbah
Putri, Almarhum Kakek, Kakek misterius , Umi Laili.
Ikhtisari :
Ibrahim tidak jadi di masukkan ke
Pondok Tahfizh ( hafal Qur’an) di Kudus. Karena, Bundanya tidak rela melepaskan
Ibrahim dan Ayahnya menjadi kebingungan. Kecepatan motorik Ibrahim agak
terlambat ,karena Ibrahim telah kecanduan menonton Televisi dan bermain games.
Setelah pembagian raport, Ibrahim
berlibur ke rumah neneknya yang ada di Jepara dan Ibrahim tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu untuk mencari jalan menuju surga agar dapat mempersembahkan
jubah surga kepada kedua orang tuanya. Di rumah Mbah Putri, Ibrahim sering
mendengar cerita tentang Almarhum kakeknya yang di ceritakan oleh Mbah Putri
pada malam hari sebelum tidur. Ibrahim pun pernah bermimpi bertemu dengan
Almarhum kakeknya yang memberitahu kepada Ibrahim, bahwa jalan menuju surga
bukan hanya dengan menghafalkan Al-Qur’an saja,tapi bisa dengan amal yang
lainnya.
Ibrahim menghabiskan waktu
liburannya bersama teman-teman yang ada di desa, seperti bermain, mandi di
laut, dan mengaji di tempat Om Dullah. Sampai akhirnya, Ibrahim bertemu dengan
putri seorang kiai, Umi Laili, yang sering menceritakan kepada Ibrahim tentang
keadaan di Pondoknya. Ibrahim juga pernah bertemu dengan Kakek misterius yang
banyak mengajarkannya bahwa jalan menuju surga juga bisa dengan cara berziarah
kubur, menutup aurat, menolong orang lain, jujur, tekun, rajin dalam menuntut
ilmu, dan lain-lain.
Rindu Ayah dan Bunda separuh terobati, karena Ainun dapat masuk ke Pondok
Tahfizh walaupun umurnya masih kurang satu tahun lagi. Tiga tahun kemudian, Ibrahim
pun masuk ke Pondok Tahfizh. Akhirnya setelah 3 tahun di gembleng, kini mereka
telah lulus dan telah melaksanakan wisuda. Sepulangnya wisuda, Ibrahim dan
keluarganya tidak langsung pulang ke rumah, tapi mampir dulu ke rumah Mbah
Putri di Jepara.
Ibrahim, seorang bocah cilik, yang
dulu Bunda kenal, kini telah tumbuh remaja, menjadi barisan para hafizh, dan
telah berhasil mempersembahkan jubah
surga untuk kedua orang tuanya. Seperti juga Ainun, yang telah menyelesaikannya
dalam waktu yang bersamaan.
Bunda pun kembali teringat bahwa sang ayah pernah bekata, ”Kegagalan
adalah sukses yang tertunda”, ketika dulu Ibrahim gagal masuk ke Pondok. Bukan
satu-satunya jalan memang untuk menuju surga.
Seperti kata Almarhum Mbah Kakung, Kakek misterius, Umi Laili, dan masih
banyak guru lainnya.”Banyak jalan menuju surga dan jangan berputus asa . Itu
mudah bagi mereka yang bersungguh-sungguh mencapainya “.
Kelebihan :
Si pengarang
dapat membuat pembaca menjadi termotivasi dan teringat bahwa betapa banyak
jalan untuk masuk surga. Sebuah keluarga sederhana yang memiliki cita-cita yang
mulia , yaitu memasukkan kedua anaknya (Ibrahim dan Ainun) ke Pondok. Agar
dapat menghafal Al-Qur’an dan mempersembahkan jubah surga untuk kedua orang
tuanya.
Kalimatnya
menarik, karena menggunakan bahasa daerah.
Kelemahan :
Si pengarang
membuat ceritanya terlalu panjang sehingga sulit untuk dipahami.
Kesimpulan :
Si pengarang
dalam merangkai ceritanya sudah bagus, karena dapat memotivasi para pembaca.
Tetapi, pengarang membuat ceritanya
terlalu panjang dan sulit untuk di mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar