Jumat, 30 Desember 2016

Cara Mendidik Anak yang Baik, Cerdas, Religius, dan Patuh



CARA MENDIDIK ANAK YANG BAIK, CERDAS, RELIGIUS, DAN PATUH

            Memiliki anak yang baik dalam bersikap, cerdas dan patuh adalah impian siapa saja. Maka dari itu, untuk memiliki anak dengan kriteria di atas adalah sepenuhnya tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak sedini mungkin. Lantas bagaimanakah cara mendidik anak yang baik dan benar? Secara teori hal itu tampak mudah, namun dalam penerapannya tidak semua orangtua berhasil melakukannya.
            Cara mendidik anak harus dipahami secara menyeluruh, bukan hanya sepenggal-sepenggal saja. Agar anak tumbuh dengan utuh, baik secara intelektual, spiritual, dan emosional, maka mendidik anak seharusnya berupa upaya mengajak dan memotivasi anak ke arah positif untuk berani menemukan hal-hal baru secara intelektual, spiritual, dan emosionalnya. Ketiganya jangan dipisahkan, apalagi dihilangkan.
            Kesalahan yang umum dilakukan orangtua adalah mereka merasa telah cukup hanya dengan memasukkan anak ke sekolah. Toh, mereka juga diajari di sekolahan berbagai hal. Pada posisi ini maka kemungkinan gagal dalam mendidik anak sudah di depan mata. Seharusnya tanggung jawab sebagai orangtua dalam mencetak anak yang berkualitas tidak bisa sampai situ saja. Apa saja yang harus dilakukan?
1.      Ajarkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Sejak Usia Dini
Umumnya orangtua memiliki rasa khawatir yang berlebihan pada anak. Maka jangan lagi terlalu berlebihan mengkhawatirkan anak serta over protect. Belajarlah untuk memercayai buah hati Anda, namun tetap memantau dari jauh tanpa pengekangan dan melindungi kesalahan yang dilakukan. Ajarkan pada buah hati Anda mengetahui benda-benda miliknya serta merapikannya setelah bermain. Ketika sudah masuk masa sekolah, ajarkan kepada mereka untuk mempersiapkan keperluannya, beri uang saku dengan diarahkan untuk disisihkan sebagai tabungan.

2.      Ajarkan dan Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak
Pada usia anak-anak mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika melihat benda-benda atau sesuatu yang belum pernah dilihat dan dipahami maka biasanya mereka akan bertanya. Sebagai orangtua Anda harus menjawab dengan penjelasan yang mudah dipahami. Jika Anda tidak tahu akan hal itu, jangan berbohong, berusahalah menjelaskan selogis mungkin. Hindari mengatakan “tidak tahu”, yang bisa saja mengalihkan dengan menyanggupi untuk mencari informasi tersebut. Jika buah hati Anda termasuk yang tidak suka bertanya, maka Anda bisa memberikan umpan dengan memberikan penjelasan tanpa ditanya. Misalnya, “itu adalah gajah, hewan itu suka makan rumput dan memiliki hidung yang panjang”, seperti itu.

3.      Ajarkan dan Tumbuhkan Kemampuan Berpendapat Anak
Umumnya orangtua acuh terhadap pendapat anak. Mereka terlalu menganggap tidak penting pendapat anak-anak, padahal ketika pendapat anak tidak dipedulikan, maka bisa berdampak menjadikan anak minder, tidak berani berpendapat. Sebagai orangtua, sebaiknya belajar mendengarkan pendapat anak, jika memang pendapatnya tidak benar, bisa dikoreksi. Misalnya dengan memberikan respon positif saat anak berpendapat dengan memberi pujian positif, meskipun pendapatnya asal-asalan. Jika anak Anda termasuk anak yang pemalu, maka Anda bisa memberikan umpan dengan mengajukan pertanyaan sehingga memicu buah hati Anda untuk melontarkan pendapatnya.

4.      Ajarkan dan Tumbuhkan Rasa Sosial, Empati dan Bersimpati
Sebagai manusia, rasa social, simpati, empati, dan sikap itu sangat penting. Agar anak tumbuh menjadi manusia yang menghargai orang lain, maka sedini mungkin ajarkanlah kepada mereka untuk memahami lingkungan sekitar. Ajarkan pada anak Anda memberi pada mereka yang membutuhkan, dan tidak bersifat sombong. Misalnya ada pengemis, biarkan buah hati Anda yang memberi. Kemudia berikan penjelasan kenapa kita harus memberi dan berbagi.

5.      Berikan Teladan yang Baik, Jadilah Contoh!
Sebagai orangtua, maka sikap dan perilaku kita adalah contoh utama yang akan diikuti oleh buah hati kita. Jika ingin anak-anak kita bersikap sopan, bertutur kata yang baik, maka kita harus senantiasa bersikap seperti itu sebagai contoh. Jika ingin anak kita religious, maka kita harus memberi contoh seperti apa orang yang religious itu. Maka dari itu, sikap orangtua adalah contoh dan teladan utama bagi anak-anaknya.
Orangtua harus menyadari sepenuhnya bahwa buah hati mereka akan menyerap setiap hal dan kejadian di sekitarnya, maka dari itu contoh terbaik adalah lingkungan keluarga Anda. Jangan berlebihan memproteksi anak dan jangan berlebihan mengabaikannya. Kasih saying keluarga adalah kunci kesuksesan dalam mendidik anak. (Hana Melia-DMCA). 



DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar