SAMPEK (KALIMANTAN BARAT)
Sampek
adalah alat musik tradisional Suku Dayak, terbuat dari berbagai jenis kayu (kayu
arrow, kayu kapur, kayu ulin). Dibuat secara tradisional. Proses
pembuatan bisa memakan waktu berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4
senar dan 6 senar. Biasanya sampek akan diukir sesuai dengan keinginan
pembuatnya, dan setiap ukiran memiliki arti. Mendengarkan bunyi sampek yang
mendayu dayu, seolah memiliki roh/kekuatan. Di Pampang banyak warga yang amat
mahir memainkan sampek. Bunyi sampek biasa digunakan untuk mengiringi
sebuah tarian, atau memberikan semangat bagi para pasukan perang.
BAGIAN
ALAT MUSIK GAMELAN
1.
Kendhang:
Terbuat dari
kulit hewan (Sapi atau kambing)
Kendhang
berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan
tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang
menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama
kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih
dimainkan pada lagu atau
gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan
ladrang irama dadi. Bisa juga
dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk bermain kendhang, dibutuhkan orang yang sangat mendalami
budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri si pemain, tentu saja dengan
aturan-aturan yang ada.
2.
Demung,
Saron, Peking
Alat
ini berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf )
ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Instrumen ini ditabuh dengan tabuh dibuat
dari kayu. Menurut ukuran dan
fungsinya, terdapat tiga jenis saran:
demung (Paling besar), saron (Sedang) dan, peking(Paling kecil).
demung (Paling besar), saron (Sedang) dan, peking(Paling kecil).
DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah. Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah. Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron.
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.
3.
Gong dan
Kempul
Gong menandai
permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya
kalimat lagu gendhing yang panjang. Gong
sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga
kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong) dinamakan
gongan.
Ada dua macam gong: gong ageng (besar) dan gong suwukan atau gong siyem yang
berukuran sedang.
Gong gantung
berukuran kecil. Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu
gendhing. Dalam hubungannya dengan
lagu gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan;
kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya.
4.
Bonang
Bonang dibagi
menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus. Perbedaannya pada
besar dan kecilnya saja, dan juga pada cara memainkan iramanya. Bonang barung berukuran besar, beroktaf
tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam
ansambel. Khususnya dalam teknik
tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan
datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka
gendhing dan menuntun alur lagu gendhing. Pada
teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu
penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan
pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan),
biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang
panerus adalah bonang yang kecil, beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki
kecepatan dalam bermain dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun
mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu
tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
5.
Slenthem
Menurut
konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan kadang-kadang ia
dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah
saron; Slenthem beroktaf paling
rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung,
slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.
6.
Kethuk dan
Kenong
Kenong
merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal,
ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi
batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling
penting setelah gong.
Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong. Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan;
ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa pathet.
Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong. Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan;
ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa pathet.
Pada kenongan
bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun
alur lagu gendhing-gendhing tersebut. Kethuk
sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu
bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja.
7.
Gender
Instrumen terdiri dari
bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator. Gender ini dimainkan dengan tabuh
berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek. Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada,
dan ukurannya, ada dua macam gender: gender
barung dan gender panerus.
8.
Gambang
Instrumen
dibuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi
sebagai resonator. Berbilah
tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau
lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh
berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu. Kebanyakan gambang memainkan gembyangan
(oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.
9.
Rebab
Instrumen
kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan
berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi.
Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
10.
Siter
Siter
merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat)
yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di lihat dari
bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya
lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada
siter). Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi
siter sebagai pangrengga lagu.
11.
Suling
Jenis
instrumen gamelan lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu adalah
suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang
sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di
tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang
berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang
menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup.
Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang
berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan
yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula
suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan
Slendro. Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat
lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang dihasilkan
adalah laras lu (3), sedangkan pada karawitan Jawa tengahan lazim dengan laras ro (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar