Sabtu, 31 Desember 2016

Minat Belajar Siswa



MINAT BELAJAR SISWA

A.      KONSEP MINAT BELAJAR
Menurut Sukardi (1988:61), minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman (2007:77), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat seseorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bernard dalam Sardiman (2007:76) manyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pangalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan. Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen (1995:1) menyebutkan bahwa minta belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Dalam praktinya, minat atau dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasikan dirinya dalam belajar. Dimana identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau hambatan siswa dalam mengekpresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh situasi kelas, system, dan dorongan keluarga.
Dari gambaran beberapa definisi minat di atas, kiranya dapat ditegaskan disini bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Di lain pihak, jika kepuasan itu berkurang, maka minat seseorang pun akan berkurang. Minat yang dibicarakan di sini berbeda dengan minat yang sifatnya sesaat yang biasa dikenal dengan keinginan sesaat. Perbedaannya adalah minat sesungguhnya lebih menetap atau bertahan lama dalam diri seseorang. Meskipun keinginan sesaat ini pada awalnya dapat menjadi motivasi seperti halnya minat, tetapi lama-kelamaan akan berkurang karena aktivitas yang membangkitkannya hanya bersifat sementara atau sesaat. Lebih dari itu, minat dapat berperan secara efektif untuk menunjang pengambilan keputusan seseorang atau institusi. Secara konseptual, minat dapat dikatakan memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan dimensi berpikir seseorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.
Menurut Bloom (1982:77), minat adalah apa yang disebutnya sebagai subject-related affect, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas yang jelas antara minat dan sikap terhadap materi pembelajaran. Yang tamapak adalah sebuah kontinum yang terentang dari pandangan-pandangan negative atau afek (affect) negative terhadap pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan pada seseorang apakah ia mempelajari itu, apa yang disukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan dengan menggunakan kuesioner yang berupaya meningkatkan berbagai pendapat, pandangan, dan prefensi yang mungkin menunjukkan suatu afek positif atau negative terhadap pelajaran.
Seseorang cenderung menyukai suatu kegiatan yang diyakininya telah dilakukan atau dapat dilakukannya dengan berhasil. Persepsi tentang keberhasilan ini ditentukan oleh latar belakang dari hasil yang diperoleh melalui tugas-tugas dan dari orang yang ada kaitannya dengan tugas-tugas tersebut atau yang serupa, seperti guru atau orangtua. Jika seseorang individu percaya bahwa ia telah melakukan sejumlah tugas yang berkaitan sebelumnya dengan berhasil, ia akan cenderung menghadapi tugas-tugas pelajaran selanjutnya dengan afek yang positif dan sebaliknya.
Bloom juga menunjukkan bahwa prestasi dan subject-related affect saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Prestasi yang tinggi meningkatkan afek positif, dimana afek yang positif ini membuat prestasi menjadi lebih tinggi dan prestasi yang lebih tinggi inijuga membuat afek semakin positif. Demikian sebaliknya, prestasi rendah menurunkan afek positif, yang menekan prestasi selanjutnya dan ini lebih lanjut menurunkan lagi afek positif.
Perasaan subjektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam merampungkan tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya adalah berdasarkan pada riwayat sebelumnya pada tugas semacam itu dan terutama penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar dari dalam tugas-tugas ini.

B.       MACAM-MACAM DAN CIRI-CIRI MINAT
Menurut Rosyidah (1988: 1), timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.
Kedua, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.
Gagne juga menyebutkan sebab timbulnya minat pada diri seseorang kepada dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan, yaitu minat yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Adapaun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder dalam Purwaningrum (1996: 14) mengelompokkan jenis-jenis minat menjadi sepuluh macam yaitu:
1.      Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang, dan tumbuhan.
2.      Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.
3.      Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan perhitungan.
4.      Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.
5.      Minat persuasive, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan memengaruhi orang lain.
6.      Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.
7.      Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan menulis berbagai karangan.
8.      Minat music, yaitu minat terhadap masalah-masalah music.
9.      Minat layanan social, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.
10.  Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administrative.

Selanjutnya, dalam hubungannya dengan ciri-ciri minat, Elizabeth Hurlock (1990: 155) menyebut ada tujuh ciri minat, yaitu sebagai berikut:
1.         Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
2.         Minat tergantung pada kegiatan belajar.
3.         Minat tergantung pada kesempatan belajar.
4.         Perkembangan minat mungkin terbatas.
5.         Minat dipengaruhi budaya.
6.         Minat berbobot emosional.
7.         Minat berbobot egosentris.

1 komentar:

  1. login Laku4D merupakan situs penyedia Slot online dengan RTP terbaik dan bandar judi togel online terbaik di indonesia. LOGIN LAKU4D sering di katakan sebagai situst slot online terbaik di indonesia karna pendukung dari berbagai jenis provider slot andalan para pemain slot online di indonesia.



    BalasHapus