PERBEDAAN ETIKA
DENGAN ETIKET
Guru mempunyai peranan strategis
dalam upaya peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi pembelajaran. Oleh karena
itu, peningkatan profesionalisme seorang guru merupakan kebuutuhan yang tidak
dapat dielakan. Hal ini mengingat banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat
terhadap perubahan dalam system pembelajaran. Sejalan dengan hal itu, tuntutan
peningkatan kemampuan guru semakin besar. Dalam kondisi demikian, seorang guru
harus mampu meningkatkan mutu serta kemampuan untuk membina moral dan suri
teladan bagi peserta didiknya. Masalah guru merupakan topic yang tidak
habis-habisnya menjadi buah bibir masyarakat. Bahkan, dalam forum ilmiah pun
masalah itu menjadi bahan perdebatan. Ini merupakan indikasi bahwa di benak
guru ada beberapa masalah yang perlu dipecahkan dalam menjalankan tugas sebagai
pengajar. Apalagi peran guru merupakan salah satu faktor yang menentukan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam melakukan transformasi ilmu serta
internalisasi etika dan moral.
Secara filosofis, konsepsi etika
dapat dipahami dengan cara pandang refleksi kritis atas norma dan moralitas
lebih dikonotasikan sebagai upaya manusia dalam penilaian etika perilaku yang
bersifat filosofis sesuai dengan dinamika perkembangan fenomena perubahan yang
bersifat mendasar tentang kehidupan pergaulan antarmanusia dan terhadap
lingkungannya. Sedangkan refleksi aplikasi atas norma moralitas lebih
ditunjukkan pada bagaimana menerapkan dan mensosialisasikan ke dalam kehidupan
dan pergaulan antarmanusia dan lingkungan yang bersifat dinamis dan cenderung
mengalami perubahan. Jika perilaku kita diterima dan menguntungkan bagi banyak
pihak, maka hal itu dinilai sebagai perilaku etis karena mendatangkan manfaat
positif dan keuntungan bagi semua pihak. Sebaliknya, manakala perilaku kita
merugikan banyak pihak, maka pasti akan ditolak karena merugikan masyarakat,
dan karena itu perilaku ini dinilai sebagai tidak etis dilakukan. Oleh
karenanya aturan etika merupakan pedoman bagi perilaku moral di dalam
masyarakat.
1.
Etika
· Memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri, misalnya mengambil milik orang lain tanpa
ijin itu merupakan perbuatan yang dilarang.
· Selalu
berlaku, baik ada saksi maupun tidak ada saksi dan tidak tergantung ada/tidak
ada orang lain, misalnya larangan mencuri selalu berlaku.
· Labih
absolut lagi dalam kehidupan manusia jangan berdusta, membunuh, mencuri, dan
lain-lain itu merupakan suatu prinsip dalam hidup.
· Menyangkut
luar-dalam (integritas), misalnya dalam hati, kata, tindakan harus sama.
Tujuan Utama Etika
dalam Kehidupan Manusia :
· Mampu
menjaga mutu profesi
· Melaksanakan
profesi perawat dengan sebaik-baiknya
· Mempunyai
wawasan kemanusiaan
Tujuan Pendidikan Etika
dalam Kehidupan :
·
Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang penting untuk dasar praktik kerja secara professional
·
Memberi kesempatan pada peserta didik
menerapkan ilmu dan prinsip etika dalam praktik dan situasi nyata
2. Etiket
·
Merupakan tata cara dalam kehidupan
manusia yang harus dilaksanakan atau dilakukan melalui suatu
tindakan/perbuatan, misalnya memberikan sesuatu kepada orang lain harus dengan
menggunakan tangan kanan
·
Etiket merupakan tata cara pergaulan
yang baik antara sesama manusia
·
Hanya berlaku dalam pergaulan; bila
tidak ada orang, tidak berlaku, misalnya meletakkan kaki di atas meja, jika
tidak ada orang lain misalnya, tidak melanggar etiket
·
Bersifat relative; misalnya sopan dalam
salah satu budaya bisa dianggap tidak sopan dalam budaya lain, seperti makan
dengan tangan, bersendawa, flatus merupakan suatu sikap yang tidak sopan
·
Lahiriahnya saja, misalnya orang dapat
bersifat munafik. Orang etis tidak munafik.
Etiket diartikan juga sopan santun,
tata cara bergaul, tata karma, tingkah laku yang baik. Etiket atau adat
merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,serta menjadi suatu
kebiasaan di dalam masyarakat, berupa kata-kata atau perbuatan yang nyata.
Etiket dasarnya adalah kepantasan,
kebiasaan, atau kepatutan dalam pergaulan di masyarakat (baik dan benar)
tercakup dalam istilah 3D seperti
berikut.
· Baik dan benar disandang.
· Baik dan benar dipandang.
· Baik dan benar didengar.
Etiket ditujukan kepada sikap
lahiriah saja. Tujuannya manusia sebagai makhluk social, bukan sebagai pribadi.
Bersifat relative, sesuai daerah.
Fungsi etika dan etiket adalah
sebagai sarana manusia mengembangkan diri menjadi lebih sempurna, dapat
menentukan bagaimana dapat hidup dan bertindak, bertanggungjawab kepada Tuhan
sebagai zat pencipta, masyarakat, lembaga, dan profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan,
M. 2016. Etika Profesi Pendidik.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar