METODE DISKUSI
- Teori Humanistik dan Teori Konstruktivistik
A.
Teori Humanistik
Teori humanistik adalah Belajar untuk memenusi akan manusia, memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya,
bukan pengamatnya. Teori ini bertujuan menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Guru memberi
motivasi kesadaran mengenai kesadaran akan pengalaman belajar dalam kehidupan
siswa.guru menfasilitasi pengalaman belajar siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran, sedangkan siswa sebagai
pelaku utama yang memaknai poses pengalaman belajar, memahami potensi dirinya,
mengembangkan potensi dirinya secara positif. Proses Pembelajaran Humanistik :
§
merumuskan
adanya tujuan pembelajaran yang jelas
§
parsitipasi
aktif dari siswa melalui kontrak belajar yang jelas,jujur, dan positif.
§
siswa
bebas mengemukakan pendapat,memilih pilihannya sendiri,melakukan apa yang
diinginkannya dan menanggung rsiko dari perilaku yang ditunjukan.
§
siswa
didorong untuk peka,mandiri,berpikir kritis,belajar atasinisiatif sendiri.
B.
Teori Konstruktivistik
Kontruksi berarti bersifat membangun,
dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun
tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan
berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Konstruktivisme
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan
atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Dari
keterangan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan
dirinya sendiri. Tujuan Teori Konstruktivistik :
1)
Adanya
motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri
2)
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri
pertanyaannya.
3)
Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4)
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
5)
Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
- Metode Diskusi
A.
Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode
pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid,
dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu
dengan teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat,
menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan
saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
Metode
diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana
pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai ( Semiwan, 1990
:76 ). Sedangkan menurut Suryosubroto (
1997:179 ) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau
kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Dalam diskusi, setiap siswa turut
berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula dalam memecahkan masalah.
Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak pula yang mereka pelajari.
Sedangkan guru tidak banyak ikut campur tangan sebab nantinya siswa tidak dapat
belajar banyak.
Dengan melaksanakan metode diskusi maka
suasana kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan menjadi
berpartisipasi secara aktif. Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi
informasi, pemberi ketegasan, penentu batas dapat dikurangi. Sehingga guru
hanya sebagai pengatur lalu lintas dan penunjuk jalan dalam pelaksanaan
diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada semua siswa.
Sebagai pengatur lalu lintas jalannya
diskusi maka guru harus dapat mengatur jalannya diskusi agar pembicaraan tidak
dikuasai oleh sebagian murid saja, mencegah agar tidak ada anak yang selalu
memotong pembicaraan orang lain atau ribut-ribut bicara bersama, dan juga
memberi kesempatan serta mendorong agar semua anak mengemukakan pendapatnya.
Dalam hal ini guru dapat pula menurunkan ketegangan dari siswa dengan
menjelaskan posisi argumentasinya deibandingkan dengan teman-temannya. Sebagai
penunjuk jalan, maka harus bisa mengarahkan diskusi agar jalannya diskudi dapat
berjalan dengan baik. Hal-hal yang harus dilakukan guru sebagai penunjuk jalan
adalah :
1.
Menjelaskan
kembali apa yang menjadi pokok permasalahan apabila ada gejala-gejala
pembahasan akan menyimpang pada persoalan semula.
2.
Menyerahkan
gagasan baru di dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan itu.
3.
Menunjukkan
aspek-aspek penting yang menjadi pokok pembahasan dengan ditinjau dari berbagai
segi pemecahan masalah.
4.
memutuskan
kembali pernyataan seseorang siswa dengan jalan memperjelas pendapat anak yang
kurang dapat dimengerti oleh anak lain.
5.
Menyimpulkan
semua yang telah dikemukakan siswa, di mana titik pertemuanya dan titik
perbedaannya dijelasakan kembali kepada siswa.
Pelaksanaan
diskusi dalam proses belajar-mengajar, para siswa dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis diskusi. Setiap
kelompok berkisar 5 sampai 8 orang. Sehingga kalau dalam kelas terdapat 40
siswa maka akan menjadi 5 sampai 6 kelompok diskusi. Masing-masing
kelompok diberi persoalan untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok
tersebut. Permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok bisa sama atau
berbeda-beda. Tentang pengaturan kelompok dan pemberian masalah sebaiknya
disesuaikan dengan jenis diskusi yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.
Jenis-jenis
diskusi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar diantaranya :
1)
Diskusi
panel
2) Symposium,
3) Seminar,
4) Forum, dan
5) Musyawarah belajar.
Agar
metode diskusi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka guru harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu :
a)
Menentukan
masalah (topik) yang dijangkau oleh taraf berfikir siswa. Artinya siswa sudah
memiliki pengetahuan tentang pemecahan masalah yang diharapkan. Sehingga siswa
dapat menilai, menganalisa dan mencari alternatif pemecahan dari topik yang
diberikan oleh guru.
b)
Mengemukakan
masalah dengan memberi penjelasan cara-cara pemecahannya dan menjelaskan hasil
apa yang ingin dicapai dalam diskusi.
c)
Guru
membentuk kelompok dengan murid dan dipilih pula ketua, wakil, penulis,
mengatur tempat duduk, menjelaskan tata tertib dan lain-lain.
d)
Murid
mendiskusikan masalah dengan kelompoknya masing-masing dengan bimbingan guru.
Guru mendekatkan pada masing-masing kelompok secara bergantian dan memberi
bantuan bila diperlukan, merangsang semua anggota kelompok untuk aktif dalam
berbicara, mengemukakan ide-ide tanpa adanya tekanan atau paksaan.
e)
Tiap
kelompok melaporkan hasil-hasilnya. Lebih baik dalam laporan itu diajukan
selain secara tertulis juga secara lisan (dibacakan) dab semua siswa diharapkan
memberi tanggapan dan guru berusaha sebagai penengah apabila ada perbedaan
(pertentangan) pendapat dan memberi usulan serta penjelasan sebagai kesimpulan.
f)
Akhirnya
semua siswa mencatat hasil dari diskusi dan masing-masing ketua kelompok
mengumpulkan hasil diskusinya kepada guru.
Dalam proses belajar mengajar, metode
diskusi mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1)
Menanamkan
dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat sendiri.
2)
Mencari
kebenaran secara jujur melalui pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda
antara satu dengan yang lain.
3)
Belajar
menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah.
4)
Memberikan
kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya.
Metode diskusi dalam proses belajar
mengajar mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :
a)
Memberi
kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat
mendorong anank untuk mengemukakan ide baru.
b)
Dapat
memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
c)
Membantu
siswa untuk dapat mengetrapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam
berbagai pengetahuan di sekolah.
d)
Membantu
siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman-temannya dan juga siswa
dapat menghargai pendapat teman.
e)
Mengembangkan
inovasi anank untuk belajar lebih lanjut.
Metode diskusi mempunyai beberapa kebaikan
dibandingkan dengan metode lain, yaitu antara lain :
1)
Anak
mendapat kesempatan untuk mengemukakan fikirannya, atau ide-idenya dan
mempertahankannya dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
2)
Dalam
diskusi setiap anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya terhadap
masalah yang dihadapi. Oleh karena itulah maka metode diskusi juga disebut
metode musyawarah.
3)
Hasil
belajar melalui diskusi fungsional, sebab corak dan sifat masalah yang
didiskusikan banyak terdapat di dalam kehidupan masyarakat.
4)
Mengembangkan
cara berfikir kritis dan sikap hormat atau menghargai terhadap pendapat orang
lain.
5)
Anak
dapat mengembangkan taraf belajar yang lebih tinggi.
Di samping mempunyai beberapa kebaikan,
maka diskusi juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
a)
Sering
terlalu banyak menyita waktu karena penyelesaian suatu diskusi sulit untuk
diramalkan atau diperhitungkan.
b)
Diskusi
memerlukan ketajaman dalam menangkap inti masalah yang dibicarakan. Hal ini
tidak mudah, karena itulah biasanya sering keluar dari masalahnya.
c)
Dalam
prakteknya sering diskusi itu akan diborong oleh beberapa siswa saja, sedangkan
yang lain hanya sebagai pendengar setia. Walaupun guru sudah memberi kesempatan
pada semua siswa untuk mengemukakan buah fikirannya.
Agar pelaksanaan diskusi dapat berjalan
dengan baik, maka guru perlu mencari permasalahan yang kira-kira tepat untuk
menjadi bahan diskusi. Masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang baik
untuk dijadikan bahan diskusi hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
1)
Masalah-masalah
atau pertanyaan-pertanyaan itu hendaknya mengandung berbagai kemungkinan
jawaban atau pemecahan, sehingga setiap jawaban itu mempunyai kebenaran
ditinjau dari sudut pandang tertentu.
2)
Masalah-masalah
itu hendaknya mempunyai arti bagi anak dan hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan anak.
3)
Masalah
atau pertanyaan itu hendaknya dapat mengembangkan tarap belajar yang lebih
tinggi.
B.
Alasan Pemilihan Metode Diskusi
Salah satu komponen yang sangat menentukan
terhadap keberhasilan atau tidaknya suatu proses pengajaran adalah metodenya.
Sebagai penyaji memilih metode diskusi dikarenakan dengan menggunakan metode
ini akan mendorong siswa berfikir sistematis dengan menghadapkannya kepada
masalah-masalah yang akan dipecahkan. Selain itu dengan menggunakan metode
diskusi, siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan diskusi
murid dapat saling tukar menukar informasi, menerima informasi dan dapat pula
mempertahankan pendapatnya dalam rangka pemecahan masalah yang dapat ditinjau
dari berbagai segi.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung: Usaha Nasional.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi
Pembelajran Matematika Kontenporer. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sulistiyono, Sri Kurnianingsih, Kuntanti. 2005. Matematika
XI Semester 2. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar