TIPE PESERTA
DIDIK DALAM BELAJAR
Dalam
kegiatan belajar di kelas, guru tentunya akan menghadapi berbagai tipe dan
jenis anak didik dalam belajar di kelas, yang bisa dijelaskan sebagai berikut.
a. Tipe
Belajar Visual
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang
memegang peranan penting adalah mata/penglihatan visual, dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/titikberatkan pada
peragaan/media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran
tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis.
Ciri-ciri tipe belajar
visual adalah sebagai berikut.
· Bicara
agak cepat.
· Mementingkan
penampilan dalam berpakaian/presentasi.
· Tidak
mudah terganggu oleh keributan.
· Mengingat
yang dilihat, daripada yang didengar.
· Lebih
suka membaca daripada dibacakan.
· Pembaca
cepat dan tekun.
· Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata.
· Lebih
suka melakukan demonstrasi daripada pidato.
· Lebih
suka musik daripada seni.
· Mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya.
· Mengingat
dengan asosiasi visual.
b. Tipe
Belajar Auditif
Siswa yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan
belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya
harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Karena akan
sia-sialah guru yang menerangkan kepada siswa tuli, walaupun guru tersebut
menerangkan dengan lantang, jelas dan dengan intonasi yang tepat.
Ciri-ciri tipe belajar
auditif adalah sebagai berikut.
· Saat
bekerja suka bicara pada diri sendiri.
· Penampilan
rapi.
· Mudah
terganggu oleh keributan.
· Belajar
dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.
· Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan.
· Menggerakkan
bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
· Biasanya
ia pembicara yang fasih.
· Lebih
pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
· Lebih
suka gurauan lisan daripada membaca komik.
· Mempunyai
masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, seperti memotong
bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
· Berbicara
dalam irama yang terpola.
· Dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
c. Tipe
Belajar Kinestetik
Siswa yang bertipe
belajarnya ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri tipe belajar
kinestetik adalah sebagai berikut.
· Berbicara
perlahan.
· Penampilan
rapi.
· Tidak
mudah terganggu dengan situasi keributan.
· Belajar
melalui memanipulasi dan praktik.
· Menghafal
dengan cara berjalan dan melihat.
· Menggunakan
jari sebagai petunjuk ketika membaca.
· Merasa
kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
· Menyukai
buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
· Menyukai
permainan yang menyibukkan.
· Tidak
dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat
itu.
· Menyentuh
orang untuk mendapatkan perhatian mereka, menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi.
d. Tipe
Belajar taktil
Taktil artinya rabaan atau sentuhan.
Siswa yang seperti ini penyerapan hasil pendidikannya melalui alat peraba yaitu
tangan atau kulit. Contoh: mengatur ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang
rusak (busuk).
e. Tipe
Belajar Olfaktoris
Keberhasilan siswa yang bertipe olfaktoris, tergantung pada alat indra
pencium, tipe siswa ini akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana
bau lingkungan. Siswa tipe ini akan cocok bila bekerja di laboratorium.
f. Tipe
Belajar Gustative
Siswa yang bertipe gustative (kemampuan mencicipi) adalah mereka yang mencirikan
belajarnya lebih mengandalkan kecapan lidah. Mereka akan lebih cepat memahami apa
yang dipelajarinya melalui indra kecapnya.
g. Tipe
Belajar Kombiantif
Siswa bertipe kombinatif adalah siswa
yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu
alat indra. Ia dapat menerima pelajaran dengan mata dan telinga sekaligus
ketika belajar. Karena banyak ragam tipe belajar siswa, maka kita sebagai
pendidik hendaknya mengenali betul anak didik kita dan hendaknya pendidik
memiliki berbagai metode mengajar, agar siswa dapat menerima atau mengerti apa
yang disampaikan oleh gurunya dengan seefektif dan seefisien mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2016. Etika
Profesi Pendidik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar