Kamis, 29 Desember 2016

Pengembangan Konsep Diri Peserta Didik



PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK

A.  Pengembangan Konsep Diri dan Harga Diri Peserta Didik
1.    Konsep Diri dan Harga Diri
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Sedangkan harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan (Buss, 1973).
2.    Konsep Diri dalam Prestasi Belajar
Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat.

B.  Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik
1.    Karakteristik Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan konsep diri anak selama tahun-tahun sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik konsep diri berikut.
a.    Karakteristik Internal. Berbeda dengan anak-anak prasekolah, anak usia sekolah dasar lebih memahami dirinya melalui karakter internal dirinya melalui karakteristik eksternal.
b.    Karakteristik Aspek Sosial. Selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat dalam suatu investigasi, anak-anak sekolah dasar seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka (Livesly dan Bromley, 1983).
c.    Karakteristik Perbandingan Sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada perbandingan sosial (social comparison). Pada tahap perkembangan ini, anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang lain, secara komparatif daripada secara absolut.




Tabel Tahap-tahap Pengambilan Perspektif
Tahap Pengambilan Perspektif
Usia
Deskripsi
Perspektif yang egosentris
3-6 tahun
Anak merasakan adanya perbedaan dengan orang lain, tetapi belum mampu membedakan antara perspektif sosial (pemikiran, perasaan) orang lain dan perspektif diri sendiri. Anak dapat menyebutkan perasaan orang lain, tetapi tidak melihat hubungan sebab dan akibat pemikiran dan tindak sosial. 
Pengambilan perspektif sosial internasional
6-8 tahun
Anak sadar bahwa orang lain memiliki suatu perspektif sosial yang didasarkan atas pemikiran orang itu, yang mungkin sama atau berbeda dengan pemikirannya. Tetapi, anak cenderung berfokus pada sendiri dan bukan mengkoordinasikan sudut pandang.
Pengambilan keputusan diri reflektif
8-10 tahun
Anak sadar bahwa setiap orang sadar akan perspektif orang lain dan bahwa kesadaran ini memengaruhi pandangan dirinya dan pandangan orang lain. Menempatkan diri sendiri di tempat orang lain merupakan suatu cara untuk menilai maksud, tujuan dan tindakan orang lain. Anak dapat membentuk suatu mata rantai perspektif yang terkoordinasi tetapi tidak dapat mengabstraksikan proses-proses ini pada tingkat timbal balik secara serentak.
Saling mengambil perspektif
10-12 tahun
Anak remaja menyadari bahwa baik diri sendiri maupun orang lain dapat memandang satu sama lain secara timbal balik dan secara serentak sebagai subjek. Anak remaja dapat melangkah ke luar dari kedua orang tua itu dan memandang interaksi dari perspektif orang ketiga.
Pengambilan perspektif
12-15 tahun
Anak remaja menyadari pengambilan perspektif bersama tidak selalu menghasilkan pemahaman yang sempurna. Konvensi sosial dilihat sebagai sesuatu yang penting karena dipahami oleh semua anggota kelompok, tanpa memandang posisi, peran atau pengalaman mereka.

2.    Karakterikstik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu sebagai berikut.
a.    Abstract and idealistic. Gambaran tentang konsep diri yang abstrak.
b.    Differentiated. Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi (differentiated).
c.    Contradictions Within the Self. Remaja mendiferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda.
d.   The Fluctuating Self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan. Seorang peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora “the barometric self” (diri barometik).
e.    Real and Ideal, True and False Selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata (real self) dengan diri yang ideal (ideal self) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.

C.  Implikasi Perkembangan Konsep Diri terhadap Pendidikan
Berikut ini beberapa strategi yang mungkin dilakukan guru dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik.
1.    Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
2.    Membuat siswa merasa bertanggung jawab.
3.    Membuat siswa merasa mampu.
4.    Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
5.    Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis.

D.  Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Cara Anak Belajar
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: Konkret; Integratif; dan Hierarkis.
Karakteristik pembelajaran yang perlu dilakukan terhadap peserta didik:
a.    Belajar dan Pembelajaran bermakna
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
b.    Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Keuntungan pembelajaran tematik yaitu:
·      Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
·      Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
·      Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
·      Siswa lebih bergairah belajar.
·      Guru dapat menghemat waktu.
Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan motivasi dari guru. Berikut ini delapan belas kiat yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.        Gunakan metode dan kegiatan yang bervariasi
2.        Jadikan siswa peserta aktif
3.        Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
4.        Ciptakan suasana kelas yang kondusif
5.        Berikan tugas secara proporsional
6.        Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7.        Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8.        Hindari kompetisi antarpribadi
9.        Berikan masukan
10.    Hargai kesuksesan dan keteladanan
11.    Antusias dalam mengajar
12.    Tentukan standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa
13.    Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14.    Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15.    Kenali minat siswa-siswa
16.    Peduli dengan siswa-siswa
17.    Hindari penggunaan ancaman
18.    Hindarilah komentar buruk

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar