PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK
A. Pengembangan Konsep Diri dan Harga
Diri Peserta Didik
1. Konsep
Diri dan Harga Diri
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang
mencakup keyakinan, pandangan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya
sendiri. Sedangkan harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya
sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan (Buss, 1973).
2. Konsep
Diri dalam Prestasi Belajar
Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan
bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat.
B. Karakteristik Perkembangan Konsep
Diri Peserta Didik
1. Karakteristik
Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan konsep
diri anak selama tahun-tahun sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnya
dari tiga karakteristik konsep diri berikut.
a. Karakteristik Internal. Berbeda
dengan anak-anak prasekolah, anak usia sekolah dasar lebih memahami dirinya
melalui karakter internal dirinya melalui karakteristik eksternal.
b. Karakteristik Aspek Sosial. Selama
tahun-tahun sekolah dasar, aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat
dalam suatu investigasi, anak-anak sekolah dasar seringkali menjadikan
kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka (Livesly dan
Bromley, 1983).
c. Karakteristik Perbandingan Sosial.
Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada perbandingan
sosial (social comparison). Pada
tahap perkembangan ini, anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang
lain, secara komparatif daripada secara absolut.
Tabel
Tahap-tahap Pengambilan Perspektif
Tahap
Pengambilan Perspektif
|
Usia
|
Deskripsi
|
Perspektif yang egosentris
|
3-6 tahun
|
Anak merasakan adanya perbedaan dengan
orang lain, tetapi belum mampu membedakan antara perspektif sosial (pemikiran,
perasaan) orang lain dan perspektif diri sendiri. Anak dapat menyebutkan
perasaan orang lain, tetapi tidak melihat hubungan sebab dan akibat pemikiran
dan tindak sosial.
|
Pengambilan perspektif sosial
internasional
|
6-8 tahun
|
Anak sadar bahwa orang lain memiliki
suatu perspektif sosial yang didasarkan atas pemikiran orang itu, yang
mungkin sama atau berbeda dengan pemikirannya. Tetapi, anak cenderung
berfokus pada sendiri dan bukan mengkoordinasikan sudut pandang.
|
Pengambilan keputusan diri reflektif
|
8-10 tahun
|
Anak sadar bahwa setiap orang sadar
akan perspektif orang lain dan bahwa kesadaran ini memengaruhi pandangan
dirinya dan pandangan orang lain. Menempatkan diri sendiri di tempat orang
lain merupakan suatu cara untuk menilai maksud, tujuan dan tindakan orang
lain. Anak dapat membentuk suatu mata rantai perspektif yang terkoordinasi
tetapi tidak dapat mengabstraksikan proses-proses ini pada tingkat timbal
balik secara serentak.
|
Saling mengambil perspektif
|
10-12 tahun
|
Anak remaja menyadari bahwa baik diri
sendiri maupun orang lain dapat memandang satu sama lain secara timbal balik
dan secara serentak sebagai subjek. Anak remaja dapat melangkah ke luar dari
kedua orang tua itu dan memandang interaksi dari perspektif orang ketiga.
|
Pengambilan perspektif
|
12-15 tahun
|
Anak remaja menyadari pengambilan
perspektif bersama tidak selalu menghasilkan pemahaman yang sempurna.
Konvensi sosial dilihat sebagai sesuatu yang penting karena dipahami oleh
semua anggota kelompok, tanpa memandang posisi, peran atau pengalaman mereka.
|
2. Karakterikstik
Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan
sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu
sebagai berikut.
a. Abstract and idealistic. Gambaran
tentang konsep diri yang abstrak.
b. Differentiated. Konsep
diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi (differentiated).
c. Contradictions Within the Self.
Remaja mendiferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks
yang berbeda-beda.
d. The Fluctuating Self. Sifat
yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan fluktuasi diri
dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan. Seorang
peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora “the barometric self” (diri barometik).
e. Real and Ideal, True and False
Selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara
diri yang nyata (real self) dengan
diri yang ideal (ideal self)
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.
C. Implikasi Perkembangan Konsep Diri
terhadap Pendidikan
Berikut
ini beberapa strategi yang mungkin dilakukan guru dalam mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri peserta didik.
1. Membuat
siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
2. Membuat
siswa merasa bertanggung jawab.
3. Membuat
siswa merasa mampu.
4. Mengarahkan
siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
5. Mendorong
siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis.
D. Karakteristik Belajar Anak Usia
Sekolah Dasar (SD)
Cara Anak Belajar
Kecenderungan belajar anak usia
sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: Konkret; Integratif; dan Hierarkis.
Karakteristik
pembelajaran yang perlu dilakukan terhadap peserta didik:
a. Belajar
dan Pembelajaran bermakna
Belajar pada hakikatnya
merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, dan kepandaian. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang.
b. Pembelajaran
Tematik
Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Keuntungan pembelajaran
tematik yaitu:
· Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
· Pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
· Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
· Siswa
lebih bergairah belajar.
· Guru
dapat menghemat waktu.
Dalam
kegiatan pembelajaran diperlukan motivasi dari guru. Berikut ini delapan belas
kiat yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.
Gunakan metode dan kegiatan yang
bervariasi
2.
Jadikan siswa peserta aktif
3.
Buatlah tugas yang menantang namun
realistis dan sesuai
4.
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
5.
Berikan tugas secara proporsional
6.
Libatkan diri untuk membantu siswa
mencapai hasil
7.
Berikan petunjuk pada para siswa agar
sukses dalam belajar
8.
Hindari kompetisi antarpribadi
9.
Berikan masukan
10. Hargai
kesuksesan dan keteladanan
11. Antusias
dalam mengajar
12. Tentukan
standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa
13. Pemberian
penghargaan untuk memotivasi
14. Ciptakan
aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15. Kenali
minat siswa-siswa
16. Peduli
dengan siswa-siswa
17. Hindari
penggunaan ancaman
18. Hindarilah
komentar buruk
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan,
M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar