Kamis, 29 Desember 2016

Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik



KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A.  Pengertian Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997). Sinolungan (1997) juga mengemukakan, peserta didik adalah makhluk totalitas “homo trieka”, yang artinya (a) makhluk religious yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya, (b) makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia, serta (c) makhluk individual yang memiliki keunikan yang membedakan dari individu lain.
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
B.  Tahap-Tahap dan Ciri Perkembangan Anak
1.    Tahap Perkembangan Biologis
a.    Masa Prenatal
Masa ini terjadi pada saat anak berada dalam kandungan. Masa ini memiliki tiga fase, yaitu pengalihan gen dari orang tua; pembentukan organ tubuh serta jenis kelamin; lingkungan dari kandungan dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan fisik sang ibu.
b.    Masa Bayi
·      Infancy (Orok): selama 2 minggu sejak lahir.
1)   Fase Partunatal, yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi masih merasa bersatu dan tergantung seutuhnya kepada ibunya.
2)   Fase Neonatal, yaitu setelah plasenta/ari-ari dipotong, bayi mulai berdiri sendiri sebagai individu.
·      Babyhood (bayi): 2 tahun setelah masa jabang bayi.
c.    Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood) : umur 2-6 tahun.
d.   Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood) : umur 6 tahun sampai organ seksualnya masak.
e.    Masa Pubertas (Akhil Baligh) : ditandai dengan masaknya organ reproduksi.
f.     Masa Remaja (Adolescence) : umur 13-18 tahun.
g.    Masa Dewasa Awal (Early Adulhood) : umur 18-40 tahun.
h.    Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age) : umur 40-60 tahun.
i.      Masa Usia Lanjut (Late Adulthood/Old Age) : umur 60 tahun ke atas.
2.    Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Menurut Jean Jacques Rousseau, perkembangan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan tahap-tahap yang lain. Adapun tahap-tahap perkembangan itu adalah sebagai berikut.
·      Tahap I          : umur 0-2 tahun, disebut tahap asuhan.
·      Tahap II        : umur 2-12 tahun, disebut tahap pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indera.
·      Tahap III       : umur 12-15 tahun, disebut tahap pendidikan akal pikiran.
·      Tahap IV       : umur 15-20 tahun, disebut tahap pembentukan watak (karakter) dan pendidikan agama.
3.    Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Menurut Oswald Kroh, pengalaman-pengalaman psikologi umumnya ditentukan oleh kegoncangan yang menandai tahap yang satu ke tahap yang lain. Kroh membagi tahap-tahap perkembangan sebagai berikut.
·      Tahap I          : umur 0-3 tahun, disebut masa kanak-kanak awal.
·      Tahap II        : umur 3-13 tahun, disebut masa keserasian sekolah.
·      Tahap III       : umur 13 sampai akhir masa remaja, disebut masa kematangan.

C.  Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
1.    Faktor Internal
a.    Kondisi Fisik, merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik.
b.    Kondisi Psikis
2.    Faktor Eksternal
a.    Lingkungan Fisik
b.    Lingkungan Nonfisik

D.  Perkembangan Masa Hidup Anak
Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
·      Masa bayi : 0-2 tahun,
·      Masa anak; masa balita, prasekolah (2-5 tahun),
·      Masa anak sekolah (6-12 tahun),
·      Masa praremaja (10-12 tahun),
·      Masa remaja,
·      Masa dewasa: dewasa muda,
·      Dewasa madya, dan
·      Dewasa lanjut.

E.  Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Kematangan (maturation) adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock dan Yusen, 1992: 20). Menurut kaum environmentalis, lingkungan dipandang sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak. Menurut kaum maturasionis, pertumbuhan dan perkembangan individu telah terpola secara genetik. Sedangkan menurut kaum interaksionis mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan.
F.   Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Proses Pembelajaran
Beberapa implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut.
o  Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
o  Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
o  Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
o  Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik, terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
o  Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
o  Kematangan sosial merupakan kiasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
o  Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
o  Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
o  Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
o  Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga, terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
o  Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri, dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
o  Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
o  Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami perumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani, ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
o  Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
o  Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.

Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
a.    Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung).
b.    Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dua faktor penting yang memengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
·      Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata;
·      Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara, lalu mempelajarai bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak.
c.    Perkembangan Sosial
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
d.    Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Mengingat hal tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan, antara lain:
·      Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan;
·      Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri;
·      Memberikan nilai secara objektif; dan
·      Menghargai hasil karya peserta didik.
e.    Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya.
f.      Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian:
·      Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya;
·      Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral;
·      Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
g.    Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik), maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
·      Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar;
·      Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olahraga;
·      Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya;
·      Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan ketertiban dan kedisiplinan

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar