HAKIKAT
BAHASA
A.
Pengertian Bahasa
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata dan
masing-masing mempunyai makna.
Berikut
ini beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
1. Harimurti Kridalaksana
Bahasa adalah sistem bunyi bermakna
yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Bahasa adalah sistem bunyi yang
arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
3. Finoechiaro
Bahasa adalah sistem simbol vokal
yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu
atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau
berinteraksi.
4. I.G.N. Oka dan Suparno
Bahasa adalah sistem lambang bunyi
oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai
alat komunikasi.
5. Kamus Linguistik
Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk kerja
sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
6. Gorys Keraf
Bahasa adalah komunikasi antar
anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
7. D.P. Tambulan
Bahasa adalah untuk memahami pikiran
dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan.
8. H.G. Brown
Bahasa adalah suatu sistem
komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan
didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan
simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.
Dengan
demikian bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk komunikasi, kerja sama
dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa
tulisan adalah bahasa sekunder.
B.
Fungsi Bahasa
·
Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri
Untuk menyalurkan perasaan, sikap,
gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat
mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi
(keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik
perhatian orang.
·
Sebagai alat komunikasi
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa
sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang.
Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan
tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media
berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas, sirene
setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
·
Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan
memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan
teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang
tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan
seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
·
Sebagai alat kontrol sosial
Bahasa berfungsi untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan
baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Dengan
bahasa seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada
tingkat yang lebih berkualitas.
Berikut ini fungsi-fungsi bahasa menurut para ahli :
1. Halliday yang
dikutip Tarigan membagi fungsi bahasa ke dalam tujuh fungsi, yaitu :
·
Fungsi Instrumental,
yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu. Bahasa berfungsi menghasilkan
kondisi-kondisi tertentu dan menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu. Kalimat-kalimat berikut ini mengandung fungsi instrumental dan
merupakan tindakan-tindakan komunikatif yang menghasilkan kondisi-kondisi
tertentu.
Contoh :
ü Cepat,
pergi!
ü Sampaikan
salam hormat saya kepada Beliau!
ü Silakan
Anda berangkat sekarang!
·
Fungsi regulasi, bertindak untuk untuk
mengendalikan perilaku orang lain.
Contoh :
ü Kalau
Anda tekun belajar maka Anda akan lulus dengan baik.
ü Kalau
kamu mencuri maka kamu pasti dihukum.
ü Sekali
berbohong maka kamu akan ditinggalkan kawan-kawanmu.
·
Fungsi Representasional, penggunaan bahasa
untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,
menjelaskan atau melaporkan atau dengan kata lain menggambarkan realitas yang
sebenarnya seperti yang dilihat seseorang.
Contoh :
ü Gula
manis.
ü Bulan
bersinar.
ü Jalan
ke Tawangmangu naik turun dan berkelok-kelok.
·
Fungsi Interaksional, bertugas untuk
menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi sosial.
Contoh :
ü Penyapa
hendaknya menyapa dengan sapaan yang tepat dan hormat.
ü Penutur
sangat perlu mempertimbangkan siapa mitra tutumya dan bagaimana adat-istiadat
serta budaya lokal yang berlaku pada suatu daerah tertentu.
·
Fungsi Personal, memberi kesempatan pada
seseorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta
reaksi-reaksinya yang mendalam.
·
Fungsi Heuristik, melibatkan penggunaan
bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk-beluk lingkungan
dan menemukan sesuatu.
Contoh :
ü Mengapa
di dunia ini ada matahari?
ü Mengapa
matahari bersinar?
ü Mengapa
jika matahari tenggelam hari menjadi gelap?
·
Fungsi Imajinatif, melayani penciptaan
sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. Fungsi
ini biasanya untuk mengisahkan cerita·cerita, dongeng-dongeng, membacakan
lelucon, atau menuliskan cerpen, novel, dan sebagainya.
C.
Hakikat Bahasa
Berikut
ini beberapa pengertian hakikat bahasa menurut para ahli :
1. Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik edisi
ketiga
Hakikat
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
2. H. Douglas Brown dalam bukunya Henry Guntur Tarigan
“Pengajaran Pragmatik”
Hakikat bahasa sebagai suatu sistem yang sistematis
juga untuk sistem generatif, seperangkat lambang-lambang atau simbol-simbol
arbitrer.
3. Abdul Chaer dan Leonie Agustina dalam buku “Pragmatik:
Perkenalan Awal”
Hakikat
bahasa yaitu sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
· 12 Hakikat Bahasa
1.
Bahasa
Itu Adalah Sebuah Sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur
yang satu dan yang lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari
unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk
satu kesatuan.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Contohnya : bersistematis yaitu tersusun oleh polanya.
a.
Saya = sistematis dan memiliki makna
b.
Yasa = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
c.
Aasy = tidak sistematis dan tidak memiliki makna
2.
Bahasa
Itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam
bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada
dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu:
tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (sympton), gerak isyarat
(gesture), kode, indeks, dan ikon. Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada
hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang
dilambangkannya.
Contohnya : Bendera merah putih
a.
Merah = berani
b.
Putih = suci
3.
Bahasa
Itu Berupa Bunyi
Menurut Kridalaksana (1983), bunyi adalah kesan pada pusat
saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia termasuk bunyi bahasa.
Contohnya : Bunyi teriakan, bersin, batuk, dan lain –
lain.
4.
Bahasa
Itu Bersifat Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah,
tidak tetap, mana suka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak
adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan
konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Bolinger (1975: 22)
mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya
itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna
sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak
bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri)
yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran”
atau ”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.
5.
Bahasa
Itu Bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu
berwujud lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu
konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi
itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Karena bahasa itu
bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
Contoh:
[kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang] : bermakna =
bahasa
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] : tidak bermakna = bukan
bahasa
6.
Bahasa
Itu Bersifat Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk
suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat
bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk
mewakili konsep yang diwakilinya.
Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai,
dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia
harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain,
maka komunikasi akan terhambat.
7.
Bahasa
Itu Bersifat Unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa
mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas
ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan
kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
8.
Bahasa
Itu Bersifat Universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal.
Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di
dunia ini. Ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu
mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
Contoh: I love you dengan aishiteru
9.
Bahasa
Itu Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur
bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu
dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif,
sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.
Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/,
/k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan
bahasa:/i/-/k/-/a/-/t/
/k/-/i/-/a/-/t/
/k/-/i/-/t/-/a/ /k/-/a/-/i/-/t/
10.
Bahasa
Itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari
berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang
tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi
bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
·
Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat
perorangan.
·
Dialek : Variasi bahasa yang digunakan
oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.
Contoh: pedagang sate Madura dengan pedagang sate banjar
menyebutkan kata satenya berbeda. Pedagang Madura ( Te-Satte), sedangkan
pedagang Banjar ( Sate ).
·
Ragam : Variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku dan ragam tidak baku.
11.
Bahasa
Itu Bersifat Dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak
manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia,
sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu
berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi
dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru,
peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
Contoh: download dan upload berubah menjadi unduh dan unggah
12.
Bahasa
Itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda
dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan
alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis. Maka, bahasa
bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat
digunakan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar