Jumat, 30 Desember 2016

Komponen Penyusun Ekosistem



LAPORAN
PRAKTIKUM IPA SD
KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM

A.    Masalah
Bagaimana komponen penyusun ekosistem?
B.     Tujuan
Mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem buatan
C.    Alat dan Bahan
1.         Seperangkat alat tulis
2.         Lingkungan sekitar
D.    Cara Kerja
1.      Memilih satu jenis ekosistem buatan yang ada di sekitar tempat tinggal (sawah)
2.      Mengamati dan menuliskan pada tabel 1.1 komponen-komponen abiotiknya, kemudian menjawab pertanyaan.
3.       Mengamati dan menuliskan pada tabel 1.2 komponen-komponen biotiknya, kemudian menjawab pertanyaan.
4.      Membuat rantai makanan pada ekosistem tersebut.
5.      Membuat jaring-jaring makanan pada ekosistem.
6.      Membuat piramida energi pada ekosistem tersebut.

E.     Dasar Teori
1.      Hubungan Saling Ketergantungan Antara Komponen-komponen Ekosistem
a)   Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu kesatuan lingkungan hidup dan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
b)   Komponen-komponen Ekosistem
1)   Lingkungan Biotik
Biotik adalah makhluk hidup. Lingkungan biotik suatu makhluk hidup adalah seluruh makhluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Komponen biotik terdiri dari:
·      Produsen
Produsen atau penghasil adalah organisme yang dapat menghasilkan dan membuat makanannya sendiri (autotrof), contohnya padi.
·      Konsumen
Konsumen atau pemakai adalah organisme yang tidak dapat menghasilkan dan membuat makanan sendiri. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
-       Herbivora (konsumen tingkat I), yaitu makhluk hidup yang makan tumbuh-tumbuhan. Contoh: belalang, tikus, kambing, kelinci, dan sapi.
-       Karnivora (konsumen tingkat II), yaitu makhluk hidup yang suka makan daging hewan lainnya. Contoh: harimau, ular dan singa.
-       Omnivora (konsumen tingkat III), yaitu makhluk hidup yang suka makan tumbuh-tumbuhan dan daging hewan lainnya. Contoh: manusia dan beruang.
·      Pengurai
Pengurai atau dekomposer merupakan jasad renik atau mikroorganisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, contoh pengurai: bakteri dan jamur. Pengurai ini sangat berperan dalam kehidupan manusia dan kebersihan lingkungan.
2)   Lingkungan Abiotik
Abiotik adalah bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup makhluk hidup. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah.
c)      Macam-macam Ekosistem
ü Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan atas:
1)      Ekosistem alami: ekosistem yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Contoh: rawa, sungai, laut.
2)      Ekosistem buatan: ekosistem yang terjadi dengan bantuan campur tangan manusia. Contoh: danau, waduk, sawah, ladang.
ü  Berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi:
1)   Ekosistem daratan: ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Contoh: hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan.
2)   Ekosistem perairan: ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa perairan. Contoh: ekosistem air tawar, ekosistem air laut.
d)     Organisasi Biotik dalam Ekosistem
Tingkat organisasi makhluk hidup sesuai dengan tujuan ekologi, terdiri dari:
·      Individu: sebutan pada setiap makhluk hidup tunggal. Contoh: sebuah pohon padi, seekor semut, seekor ular.
·      Populasi: kumpulan dari individu yang sejenis atau spesies yang sama dan menghuni areal tertentu. Contoh: populasi tikus, populasi cacing.
·      Komunitas: seluruh populasi yang berinteraksi dan menempati suatu habitat.
·      Ekosistem: suatu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (lingkungan).
·      Bioma: sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua yang mempunyai struktur dan ketampakan atau fisiognomi vegetasi yang sama.
·      Biosfer: kesatuan ekosistem yang berada di alam semesta.
2.      Interaksi Antar Komponen
Interaksi antar komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas.
1)   Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut:
·       Netralisme
Netralisme adalah hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya : antara capung dan sapi.
·      Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh: burung hantu dengan tikus.
·      Simbiosis Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antar organisme yang berbeda spesies, saat yang satu diuntungkan dan yang satu dirugikan. Contoh: Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
·      Simbiosis Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
·      Simbiosis Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh:  bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2)   Interaksi Antar populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut:
·      Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh: di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh: jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
·      Kompetisi
Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh: persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3)      Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh: komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antar komunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antar komunitas dapat diamati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4)   Interaksi Antar komponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
5)      Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan, Piramida Ekologi, dan Aliran Energi
a)      Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan suatu peristiwa makan dan dimakan yang dilakukan oleh makhluk hidup dengan melalui urut-urutan tertentu.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu:
1)      Rantai pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. Contoh:

2)      Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Contoh jasad pengurai: jamur dan bakteri.
3)      Rantai parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit: cacing, bakteri, dan benalu.
b)     Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang berhubungan satu sama lain secara kompleks.

Gambar Jaring-jaring makanan
c)      Piramida Ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramida. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.


Gambar Piramida Ekologi
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida energi.
1)      Piramida Jumlah
Piramida jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer, konsumen sekunder dan konsumen tersier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak daripada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tersier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.


Gambar Piramida Jumlah
2)      Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.


Gambar  Piramida Biomassa
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
3)      Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.


Gambar Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik.  Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
-          Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
-          Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
-          Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

d)     Aliran Energi
Aliran energi merupakan perpindahan energi dari sinar matahari ke produsen dan langsung pada konsumen dilanjutkan ke rantai makanan maupun pada jaring-jaring makanan. Namun, tidak semua energi dari sinar matahari dimanfaatkan oleh makhluk hidup tetapi hanya sebagian saja dan lainnya dipantulkan kembali oleh bumi ke atmosfer. Energi itu mengalami perpindahan berturut-turut yang diawali dari matahari ke produsen terus menuju konsumen dan oleh konsumen energi dimanfaatkan untuk beraktivitas kehidupan sehari-hari atau hilang menjadi panas.

F.     Tabel Pengamatan
Tabel 1.1 Komponen Abiotik Ekosistem
No
Nama Komponen
1
Tanah
2
Udara
3
Cahaya matahari
4
Angin
5
Air
6
Batu

Tabel 1.2 Komponen Biotik Ekosistem
No
Nama Komponen
1
Padi
2
Burung
3
Ular
4
Hama wereng
5
Tikus
6
Cacing
7
Rumput ilalang
8
Belalang
9
Kodok
10
Ulat
11
Tanaman kacang panjang
12
Tanaman timun
13
Capung
14
Jamur

G.    Daftar Pustaka
Herlina, Rose. 2004. Intisari IPA (Biologi) SMP. Jakarta: Kawan Pustaka.
Novel, Sinta Sasika. 2012. Superlengkap Biologi SMP. Jakarta: Gagas Media.
Penyusun:Tim Pustaka Agung Harapan. Rangkuman Materi Penting IPA-
BIOLOGI Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar