Kamis, 29 Desember 2016

Majas



MAJAS

1.      Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara melebih – lebihkan.
Contoh :
Air matanya menglir hingga membanjiri pipinya.
Suara tangisan adikku menggelegar hingga ke angkasa.
Budi mengerjakan tugasnya secepat kilat.
Gedung baru itu tingginya mencapai langit biru.
Budi membangun rumah semegah istana kerajaan.

2.      Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu benda mati dapat bergerak seolah – olah seperti benda hidup.
Contoh :
Sang rembulan menyapa di tengah dinginnya malam hari ini.
Budi bekerja dengan cepat karena dikejar sang waktu.
Hari berjalan semakin mendekati bulan puasa ramadhan.
Pohon kelapa melambai – lambai di pinggiran pantai.
Bumi menangis tanpa henti ketika aku berteduh di halte bus dekat sekolah.

3.      Majas Metafora
Gaya bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara menyatakannya atau mensimbolkannya dengan hal lain. Gaya bahasa ini mencari persamaan diantara kedua hal tersebut, sehingga tidak menggunakan kata pembanding, misalnya seperti, bagaikan, dan lain – lain.
Contoh :
Sang raja siang naik ke peraduannya. 
Sang raja siang = matahari
Sang dewi malam menemani ku malam ini.
Dewi malam = Bulan
Raja rimba mengaum melihat sang kancil.
Raja rimba = singa.
Budi telah menjadi tulang punggung keluarganya sejak masih kecil.
Tulang punggung = harapan

4.      Majas Alegori
Gaya bahasa ini sama dengan majas metafora. Namun, majas alegori membandingkannya secara keseluruhan. 
Contoh :
Anak kecil yang lahir bagaikan kertas putih yang masih kosong. Mereka masih belum memiliki dosa sedikit pun. Seperti kertas putih yang akan menjadi sesuatu tergantung dengan coretan – coretan di dalamnya. Begitu juga dengan sang bayi, bayi akan menjadi seseorang bergantung dengan pendidikan dan kasih sayang yang diterimanya.

5.      Majas Litotes
Majas litotes adalah kebalikan dari majas hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendah.
Contoh :
Silahkan dinikmati makanan yang seadanya ini.
Jika dia mempunyai uang yang banyak, apalah dayaku yang hanya memiliki motor yang butut.
Jangan lupa mampir ke rumahku yang kecil ini.
Aku hanyalah orang biasa yang mendapatkan keberuntungan saja.

6.      Majas Sinetesia
Gaya bahasa adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang bisa dirasakan oleh panca indera dengan menggantinya dengan panca indera lainnya.
Contoh :
Suara penyanyi itu enak sekali.
Bunyi mesin mobil ayah halus sekali.
Perkataan Budi kepada Ani pahit sekali.
Kemarin sore aku melihat gadis manis itu duduk sendiri di taman.

7.      Majas Simile
Majas simile adalah gaya bahasa yang juga membandingkan sesuatu dengan hal lainnya. Tetapi majas ini dicirikan dengan penggunaan kata, seperti bagaikan, laksana, seperti, dan lain – lain.
Contoh :
Senyuman dirimu sangat indah bagaikan bunga – bunga yang bermekaran.
Wanita itu sangat cantik seperti bidadari yang baru turun dari surga.
Pendengaran Budi sangat tajam seperti pendengaran kelinci.
Perkataan ibu sangat menyejukkan bagaikan embun di pagi hari.

8.      Majas Ironi
Majas ironi adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menyindir. Yaitu, dengan cara mengungkapkan hal yang sebaliknya dari apa yang dilihat.
Contoh :
Kamar Budi sangat rapi bagaikan kapal pecah.
Tulisan Ani bagus sekali seperti tulisan dokter.
Pintar sekali kamu, sampai menyelesaikan hitungan yang sederhana ini saja tidak bisa.
Dekat sekali rumahmu, sampai aku lelah pergi ke sana.

9.      Majas Asosiasi 
Gaya bahasa ini adalah majas yang mengungkapkan dua hal yang dianggap sama.
Contoh :
hatinya sangat dingin bagaikan es batu.
Keadaan ini seperti telur di ujung tanduk.
Perkataan Pak Raden sangat tajam seperti silet.
Badan Budi kurus tampak seperti tengkorak hidup.

10.  Majas Retoris
Gaya bahasa ini mengungkapkan suatu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena sesungguhnya jawabannya telah diketahui. Pertanyaan ini hanya untuk memberikan suatu penekanan.  
Contoh :
Bukankah kamu seorang pria ?
Untuk apa kita bertengkar ? bukankah sebaiknya kita berdamai ?
Apakah kau lupa asal usul keluargamu ?
Bukankah kamu sudah tahu hari ini kita akan mengadakan rapat ?
Bukankah ibumu menyayangi dirimu ? 

11.  Majas Sarkasme
Majas ini adalah gaya bahasa yang sama dengan ironi, tetapi majas ini mengungkapkannya dengan kasar dan secara langsung.
Contoh :
Dasar kau bajingan tengik !
Pergi kau pengecut dari hadapanku !
Jangan pernah menampakkan wajahmu yang memalukan itu di hadapanku!
Jahanam kau !

12.  Majas Tautologi
Gaya bahasa ini berupa pengulangan kata dengan kata yang bersinonim.
Contoh :
Budi marah dan kesal karena ditinggal oleh temannya.
Dia datang tanpa menjelaskan maksud dan tujuannya.
Kehidupan yang aman dan tentram adalah kehidupan yang didambakan oleh kita semua.

13.  Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata keterangan yang sebetulnya tidak dibutuhkan di dalam kalimatnya.
Contoh :
Akibat terlalu terburu – buru, barang bawaannya jatuh ke bawah.
Dia naik ke atas untuk bersembunyi dari Budi yang sedang mencarinya.
Mobil itu mundur ke belakang untuk menghindari tabrakan dengan sepeda motor.
Sebagai seorang pemuda, kita harus melangkah maju ke depan untuk membangun bangsa ini.

14.  Majas Aliterasi 
Majas aliterasi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata – kata yang memiliki bunyi awalan yang sama.
Contoh :
Komposer itu menciptakan lagu – lagu yang senada dan seirama.
Budi mondar mandir di ruangan kerjanya karena cemas.
Kering kerontang tanah ini akibat dari musim kemarau yang terjadi.
Dia hanya duduk di situ memperhatikan orang – orang yang berlalu lalang.

15.  Majas Pars Pro Toto
Gaya bahasa pars pro toto adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sebagian hal tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan.
Contoh :
Aku tidak pernah melihat batang hidung Andi belakangan ini.
Alunan melodi gitar mengiringi orchestra pada malam itu.
Dia bekerja keras setiap hari untuk menghidupkan beberapa ekor binatang kesayangannya.

16.  Majas Totum Pro Parte
Kebalikan dari pars pro toto, gaya bahasa ini mengungkapkan keseluruhan hal tetapi yang dimaksud adalah hanya sebagian saja.
Contoh :
Indonesia memenangkan lomba olimpiade fisika tingkat internasional.
SMAN 3 Suka Maju mendapatkan juara umum pada perlombaan di peringatan hari sumpah pemuda. 
Jakarta menduduki peringkat pertama pada peraihan medali di sea games tahun lalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar