MAJAS
1.
Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa
yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara melebih – lebihkan.
Contoh :
Air matanya menglir hingga
membanjiri pipinya.
Suara tangisan adikku menggelegar
hingga ke angkasa.
Budi mengerjakan tugasnya secepat
kilat.
Gedung baru itu tingginya mencapai
langit biru.
Budi membangun rumah semegah istana
kerajaan.
2.
Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya
bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu benda mati dapat bergerak
seolah – olah seperti benda hidup.
Contoh :
Sang rembulan menyapa di tengah
dinginnya malam hari ini.
Budi bekerja dengan cepat karena
dikejar sang waktu.
Hari berjalan semakin mendekati
bulan puasa ramadhan.
Pohon kelapa melambai – lambai di
pinggiran pantai.
Bumi menangis tanpa henti ketika aku
berteduh di halte bus dekat sekolah.
3.
Majas Metafora
Gaya bahasa ini digunakan untuk
menyatakan sesuatu dengan cara menyatakannya atau mensimbolkannya dengan hal
lain. Gaya bahasa ini mencari persamaan diantara kedua hal tersebut, sehingga
tidak menggunakan kata pembanding, misalnya seperti, bagaikan, dan lain – lain.
Contoh :
Sang raja siang naik ke
peraduannya.
Sang raja siang = matahari
Sang dewi malam menemani ku malam
ini.
Dewi malam = Bulan
Raja rimba mengaum melihat sang
kancil.
Raja rimba = singa.
Budi telah menjadi tulang punggung
keluarganya sejak masih kecil.
Tulang punggung = harapan
4.
Majas Alegori
Gaya bahasa ini sama dengan majas
metafora. Namun, majas alegori membandingkannya secara keseluruhan.
Contoh :
Anak kecil yang lahir bagaikan
kertas putih yang masih kosong. Mereka masih belum memiliki dosa sedikit pun.
Seperti kertas putih yang akan menjadi sesuatu tergantung dengan coretan –
coretan di dalamnya. Begitu juga dengan sang bayi, bayi akan menjadi seseorang
bergantung dengan pendidikan dan kasih sayang yang diterimanya.
5.
Majas Litotes
Majas litotes adalah kebalikan dari
majas hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan cara
merendah.
Contoh :
Silahkan dinikmati makanan yang seadanya
ini.
Jika dia mempunyai uang yang banyak,
apalah dayaku yang hanya memiliki motor yang butut.
Jangan lupa mampir ke rumahku yang
kecil ini.
Aku hanyalah orang biasa yang
mendapatkan keberuntungan saja.
6.
Majas Sinetesia
Gaya bahasa adalah gaya bahasa yang
mengungkapkan sesuatu yang bisa dirasakan oleh panca indera dengan menggantinya
dengan panca indera lainnya.
Contoh :
Suara penyanyi itu enak sekali.
Bunyi mesin mobil ayah halus sekali.
Perkataan Budi kepada Ani pahit
sekali.
Kemarin sore aku melihat gadis manis
itu duduk sendiri di taman.
7.
Majas Simile
Majas simile adalah gaya bahasa yang
juga membandingkan sesuatu dengan hal lainnya. Tetapi majas ini dicirikan
dengan penggunaan kata, seperti bagaikan, laksana, seperti, dan lain –
lain.
Contoh :
Senyuman dirimu sangat indah
bagaikan bunga – bunga yang bermekaran.
Wanita itu sangat cantik seperti
bidadari yang baru turun dari surga.
Pendengaran Budi sangat tajam
seperti pendengaran kelinci.
Perkataan ibu sangat menyejukkan
bagaikan embun di pagi hari.
8.
Majas Ironi
Majas ironi adalah gaya bahasa yang
mengungkapkan sesuatu dengan cara menyindir. Yaitu, dengan cara mengungkapkan
hal yang sebaliknya dari apa yang dilihat.
Contoh :
Kamar Budi sangat rapi bagaikan
kapal pecah.
Tulisan Ani bagus sekali seperti
tulisan dokter.
Pintar sekali kamu, sampai
menyelesaikan hitungan yang sederhana ini saja tidak bisa.
Dekat sekali rumahmu, sampai aku
lelah pergi ke sana.
9.
Majas Asosiasi
Gaya bahasa ini adalah majas yang
mengungkapkan dua hal yang dianggap sama.
Contoh :
hatinya sangat dingin bagaikan es
batu.
Keadaan ini seperti telur di ujung
tanduk.
Perkataan Pak Raden sangat tajam
seperti silet.
Badan Budi kurus tampak seperti
tengkorak hidup.
10.
Majas Retoris
Gaya bahasa ini mengungkapkan suatu
pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena sesungguhnya jawabannya telah
diketahui. Pertanyaan ini hanya untuk memberikan suatu penekanan.
Contoh :
Bukankah kamu seorang pria ?
Untuk apa kita bertengkar ? bukankah
sebaiknya kita berdamai ?
Apakah kau lupa asal usul keluargamu
?
Bukankah kamu sudah tahu hari ini
kita akan mengadakan rapat ?
Bukankah ibumu menyayangi dirimu
?
11.
Majas Sarkasme
Majas ini adalah gaya bahasa yang
sama dengan ironi, tetapi majas ini mengungkapkannya dengan kasar dan secara
langsung.
Contoh :
Dasar kau bajingan tengik !
Pergi kau pengecut dari hadapanku !
Jangan pernah menampakkan wajahmu
yang memalukan itu di hadapanku!
Jahanam kau !
12.
Majas Tautologi
Gaya bahasa ini berupa pengulangan
kata dengan kata yang bersinonim.
Contoh :
Budi marah dan kesal karena
ditinggal oleh temannya.
Dia datang tanpa menjelaskan maksud
dan tujuannya.
Kehidupan yang aman dan tentram
adalah kehidupan yang didambakan oleh kita semua.
13.
Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata keterangan yang sebetulnya tidak dibutuhkan di dalam
kalimatnya.
Contoh :
Akibat terlalu terburu – buru,
barang bawaannya jatuh ke bawah.
Dia naik ke atas untuk bersembunyi
dari Budi yang sedang mencarinya.
Mobil itu mundur ke belakang untuk
menghindari tabrakan dengan sepeda motor.
Sebagai seorang pemuda, kita harus
melangkah maju ke depan untuk membangun bangsa ini.
14.
Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata – kata yang memiliki bunyi awalan yang sama.
Contoh :
Komposer itu menciptakan lagu – lagu
yang senada dan seirama.
Budi mondar mandir di ruangan
kerjanya karena cemas.
Kering kerontang tanah ini akibat
dari musim kemarau yang terjadi.
Dia hanya duduk di situ
memperhatikan orang – orang yang berlalu lalang.
15.
Majas Pars Pro Toto
Gaya bahasa pars pro toto adalah
gaya bahasa yang mengungkapkan sebagian hal tetapi yang dimaksud adalah
keseluruhan.
Contoh :
Aku tidak pernah melihat batang
hidung Andi belakangan ini.
Alunan melodi gitar mengiringi
orchestra pada malam itu.
Dia bekerja keras setiap hari untuk
menghidupkan beberapa ekor binatang kesayangannya.
16.
Majas Totum Pro Parte
Kebalikan dari pars pro toto, gaya
bahasa ini mengungkapkan keseluruhan hal tetapi yang dimaksud adalah hanya
sebagian saja.
Contoh :
Indonesia memenangkan lomba
olimpiade fisika tingkat internasional.
SMAN 3 Suka Maju mendapatkan juara
umum pada perlombaan di peringatan hari sumpah pemuda.
Jakarta menduduki peringkat pertama
pada peraihan medali di sea games tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar